Senin, 23 November 2015

Sistem Buku Besar Umum, Pelaporan Keuangan, dan Pelaporan Manajemen


Sistem Informasi Akuntansi, James A. Hall

Rangkuman BAB 8

Sistem Buku Besar Umum, Pelaporan Keuangan, dan Pelaporan Manajemen


I.       Skema Pengkodean Data

Sistem tanpa Kode
Perusahaan-perusahaan memproses volume besar transaksi dan akun-akun yang memiliki atribut mirip dengan perusahaan lain dalam kelas yang sama. Pada kenyataannya, atribut­atribut umum ini merupakan basis untuk pengkiasifikasian akun-akun dan transaksi seperti itu. Misalnya, suatu file piutang dagang perusahaan dapat berisi akun-akun untuk beberapa pelanggan yang berbeda dengan nama sama dan alamat serupa. Untuk memroses transaksi dengan akurat dengan akun-akun yang benar, perusahaan harus mampu membedakan antara  akun satu dengan yang lain. Pekerjaan ini menjadi sangat sulit ketika jumlah atribut dan item-item yang mirip bertambah banyak.

Sistem dengan Kode
Masalah-masalah ini dipecahkan, atau setidaknya sangat dikurangi, dengan menggunakan kode-kode yang mewakili setiap item dalam akun persediaan dan pemasok. Mari asumsikan bahwa item persediaan dalam contoh sebelumnya diberi kode numerik 896, dan pemasok tersebut dalam akun UD diberi kode nomor 321. Versi kode untuk ayat jurnal sebelumnya dapat sangat disederhanakan:
                 Akun                                                     Dr                          Cr
                896                                                       1000
                         321                                                                           1000

Hal ini tidak berarti bahwa informasi rinci tentang persediaan dan pemasok tidak penting bagi organisasi. Tentu saja perlu! Fakta-fakta ini akan disimpan dalam file referensi dan digunakan untuk tujuan-tujuan seperti persiapan daftar suku cadang, katalog, tagihan bahan baku, dan informasi surat menyurat. Namun, memasukkan perincian ini akan mengacaukan pemrosesan transaksi dan terbukti disfungsional.

Skema Pengodean Numerik dan Alfabetik
Kode Berurutan
            Sesuai dengan namanya, kode berurutan mewakili item-item dalam tatanan yang berurutan (menurun atau menaik). Keunggulan : Pengodean berurutan mendukung rekonsiliasi batch, seperti pesanan penjualan, pada akhir pemrosesan. Kelemahan : Pengodean tidak membawa informasi di luar tata urutan dokumen.

Kode Blok
            Kode Blok (Block Code) numeric merupakan variasi dari pengodean berurutan yang mengatasi sebagian dari kelemahan yang disebutkan di atas. Keunggulan : Pengodean blok memungkinkan penyisipan kode baru dalam satu blok tanpa harus mengorganisasikan kembali seluruh struktur kode. Kelemahan : sama dengan kode berurutan, kandungan informasi dari kode blok tidak langsung keliahatan.

Kode Grup
            Kode Grup (Grup Code) numeric digunakan untuk mewakili item-item atau peristiwa yang kompleks yang melibatkan dua atu lebih data yang saling berkaitan. Keunggulan : memfasilitasi perwakilan sejumlah besar data yang berbeda, memungkinkan struktur data disajikan dalam bentuk hierarkis yang bersifat logis dan lebih mudah diingat, memungkinkan analisis dan pelaporan yang terperinci baik dalam kelas item maupun pada item-item dari kelas berbeda. Kelemahan : kelemahan utama dari pengodean grup adalah pada keberhasilannya sebagai alat klasifikasi.

Kode Alfabetik
            Kode Alfabetik (Alphabetic Code) dapat digunakan untuk banyak tujuan yang sama seperti kode numeric. Karakter alfabetik dapat ditempatkan secara berurutan atau dapat digunakan dalam teknik pengodean blok atau grup.

Kode Mnemonik
            Kode Mnemonik (Mnemonic Codes) adalah karakter alfabetik dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya yang bermakna. Keunggulan : skema kode mnemonic membuat pengguna tidak perlu mengingat artinya. Kelemahan : walaupun kode mnemonic berguna untuk mewakili kelas-kelas item, kemampuannya terbatas dalam mewakili item-item dalam suatu kelas.

II.           Sistem Buku Besar Umum (General Ledger System)
Siklus transaksi memproses peristiwa individual yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu. Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan FRS. Kumpulan informasi yang mengalir ke GLS datang dari subsistem siklus transaksi. Namun, perhatikan bahwa informasi itu juga mengalir dari FRS sebagai umpan balik ke GLS. Lainnya, peristiwa-peristiwa yang lebih jarang terjadi, seperti transaksi stok, merger, dan penyelesaian tuntutan hukum, yang mungkin tidak memiliki siklus pemrosesan formal, dimasukkan ke GLS secara langsung.

III.             Sistem Pelaporan Keuangan
Tanggung jawab untuk memberikan informasi ke pihak eksternal ditetapkan oleh standar hukum dan profesional. Kewajiban pelaporan ini dipenuhi melalui komponen FRS dari GL/ FRS.

Proses Akuntansi Keuangan
Proses akuntansi keuangan dimulai dari status bersih awal tahun fiskal yang baru, hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut :
1.      Mencatat transaksi
2.      Mencatat di jurnal khusus
3.      Memposkan ke buku besar pembantu
4.      Memposkan ke buku besar umum
5.      Menyiapkan neraca percobaan sebelum penyesuaian
6.      Melakukan jurnal penyesuaian
7.      Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penyesuaian
8.      Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan
9.      Menyiapkan laporan keuangan
10.  Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penutup
11.  Menyiapkan neraca percobaan pasca-penutupan

Proses akunatansi keuangan yang diusebutkan diatas memiliki tiga tahap yang berbeda, yang masing-masing melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem informasi :
Tahap 1 – prosedur harian
Tahap 2 – prosedur akhir periode
Tahap 3 – prosedur pelaporan keuangan

Mengendalikan GL/ FRS
Aktivitas-aktivitas GL/ FRS secara eklusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak seperti pemrosesan transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik, kekhawatiran kontrol terhadap GL/FRS berkenaan dengan akurasi dan reliabilitas informasi akuntansi. Eksposur potensial dalam sistem ini terdiri atas:
1.      Jejak audit yang defektif
2.      Akses yang tidak terotorisasi ke buku besar umum
3.      Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu
4.      Saldo buku besar umum yang salah karena voucer jurnal yang salah atau tidak terotorisasi

Jika tidak dikontrol, eksposur-eksposur ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya dan sehingga menyesatkan para pemakai. Konsekuensi potensialnya adalah penuntutan secara hukum (litigation), kerugian keuangan yang signifikan bagi perusahaan, dan sanksi dari pihak yang berwenang.


Isu Pengendalian GL/ FRS
Studi kita tentang pengendalian GL/FRS akan mengikuti kerangka yang ditetapkan dalam SAS 78, yang tentunya sekarang sudah dipahami, seperti:
1.      Otorisasi transaksi
2.      Pemisahan Tugas
3.      Pengendalian akses
4.      Catatan akuntansi
5.      Verifikasi independen

GL/ FRS Berbasis Komputer
            Perusahaan yang menggunakan buku besar umum hanya untuk pelaporan keuangan akan menemukan bahwa sistem batch, yang menggunakan file berurutan, memenuhi kebutuhannya dan menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini dioperasikan secara sederhana, dan pengendalian akses ke buku besar umum juga mudah dilakukan. Akan tetapi, ketika buku besar digunakan untuk mendukung tugas yang lebih luas dalam organisasi, sistem yang menggunakan pemrosesan real-time dan file akses langsung mungki diperlukan.

IV.        Sistem Pelaporan Manajemen
Implikasi pengendalian untuk MRSsekarang ini telah diakui secara resmi dalam SAS 78, yang mengharuskan manajemen untuk menyediakan sarana formal untuk memantau fungsi pengendalian internal. Hal ini dapat dicapai melalui pemisahan prosedur audit atau dengan aktivitas pengawasan yang berkelanjutan.

Faktor yang memengaruhi MRS
Merancang sistem pelaporan yang efektif memerlukan pemahaman akan apa yang dilakukan oleh para manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi manajemen, antara lain :
1.      Proses Pengambilan Keputusan
2.      Prinsip- prinsip Mnajemen
3.      Fungsi, tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen
4.      Struktur Masalah
5.      Jenis-jenis Laporan Manajemen
6.      Akuntansi Pertanggungjawaban
7.      Pertimbangan  Perilaku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar